Segala hanya puji bagi Allah hanya
kepunyaan Allah . sholawat serta salam semoga tetap tercurah kepada nabi kita
Muhammad yang tiada nabi lagi sesudahnya. Wahai saudaraku pembahasan kita kali
ini adalah tentang sihir mengingat sebagian masyarakat kita yang masih gemar
dan doyan kepadanya. Mereka berharap dengan melakukan hal tersebut keinginannya
bisa tercapai muali dari kekayaan, jabatan, ketenaran bahkan panganiayaan
terhadap orang lain. Ditambah lagi banyaknya tukang ramal, sihir, dan dukun
yang mengaku dirinya sebagai tabib, orang pintar dan sebagainya.
Pengertian sihir
Secara Bahasa sihir ialah suatu ibarat yang tersembunyi dan
halus sebabnya.[1]
Oleh karena itu, akhir malam disebut sahru, karena perbuatan yang terjadi ada
waktu itu tersembunyi. Begitu juga makan di akhir malam dinamakan sahur karena
keberadaanya yang tersembunyi. Maka segala sesuatu yang keberadaannya
tersembunyi dinamkan sihir.
Adapun makna sihir secara istilah
ialah jampi-jampi, jimat-jimat dan ikatan-ikatan yang di tiup oleh penyihir
dengan menggunakan syetan atau meminta bantuan dari syetan tersebut.[2]
Hukum sihir
Kaum muslimin yang berbahagia, sihir
dan perdukunan termasuk dosa-dosa besar yang diharamkan, dan termasuk dosa-dosa
yang membinasakan. Penyihir dan dukun menggoda hati orang-orang yang lemah dan
menipu masyarakat. Pekerjaannya adalah keburukan dan bencana. Orang-orang yang
memeiliki akal akan menjahuinya, dan orang-orang yang memiliki fitrah lurus
serta hati yang bercahaya akan mejahui dan menyingkirkannya. sihir adalah
syirik besar yang menafikan tauhid lagi diharamkan dalam semua agama. Tidak
bisa mencapainya kecuali dengan menyembah setan dan mendekatkan diri kapadanya.
Keburukan sangat besar atas masyarakat. Betapa banyak sihir telah membunuh manusia,
menyakiti lainya dan menghilangkan akal mereka, memisahkan antara suami dengan
istrinya, menyebabkan permusuhan di antara anggota keluarga. Ini semua adalah
kerusakan, kezhaliman, dan melampaui batas.
Allah … berfirman:
“Dan tidak akan menang tukang sihir itu, dari mana saja ia
datang.” (Thaha:
69).
Dan, maha besar Allah. Karena ihwal
sihir itu sangatlah buruk, dan perbuatan mereka hina. Seandainya penyihir
memiliki sesuatu yang bermanfaat bagi dirinya, menghilangkan bencana atau
penyakit yang menimanya, memperbanyak kebaikan, dan meraih derajat yang tinggi.
Namun semua itu tidak lepas dari ketentuan Allah Yang Maha perkasa lagi Maha
Mengetahui. Di antara dalil yang menunjukkan tas diharamkan sihir adalah:
firman Allah…
“Demi, sesungguhnya mereka elah meyakini bahwa barang siapa
yang menukarnya (kitab Allah) dengan sihir itu, tiadalah baginya keuntungan di
akhirat.”
(Al-Baqarah: 102).[3]
Demikian pula Raslullah telah
memperingatkan kita darinya sehingga wajib bagi setiap muslim untuk
menjahuinya. Beliau bersabda: “jauhilah tujuh perkara yang membinasakan.” Lalu
mereka (para sahabat) bertanya: “apa itu wahai Rasulullah?” maka beliau
menjawab: “syirik kepada Allah.. , sihir, membunuh jiwa yang telah diharamkan
oleh Allah kecuali dengan hak, memakan riba, memakan harta anak yatim, lari
ketika perang sedang berkecamuk, dan menuduh perempuan baik-baik berzina.” (HR.
al Bukhori: 2766).
Adapun pelaku sihir maka ia berhak
dibunuh sebagai hukuman atas perbuatan kufurnya tersebut. Kholifah Umar bin
Khoththob ketika setahun sebelum meninggal dunia menuliskan: “bunuhlah
setiap penyihir.” (HR. Abu Dawud: 3043).
Hakekat Sihir
Sihir adalah suatu hal yang nyata dan
memberi pengaruh dengan izin Allah-. Diantaranya ada yang bisa menyebabkan
orang menjadi sakit, terbunuh,dan nada juga yang bentuknya hanya alusinasi
(khayalan)[4].
Sebagaimana firman Allah-:
“dikhayalkan (terbayang) kepada Musa dengan sihir mereka
seakan-akan ia (tali dan tongkat itu) merayap cepat.” (QS. Thaha: 66).
Sihir tersebut hanya bisa mencelakakan orang dengan takdir
dari Allah, sebagaimana Allah ta’ala berfirman:
“Dan mereka itu (ahli sihir) tidak bisa memberi mudharat
dengan sihirnya kepada seorangpun, kecuali dengan izin Allah.” (QS. al-Baqarah: 102).
Antisipasi terhadap sihir[5]
a- Bertakwalah kepada
Allah. Ketahuilah bahwasanya tidak ada yang bisa menimpa kecuali apa yang sudah
dituliskan oleh Allah akan menimpamu. Rasulullah – bersabda:
“Ketahuilah
bahwasanya apa yang menimpa tidak akan mungkin meleset (salah)”. HR. Hakim dan Thabrani di al-Kabir-
hadis shahih.
b- Berlindung
kepada Allah dengan membaca surat al-Falaq dan an-Nas. Dalam hadis Abu Sa’id
bahwasanya Nabi bersabda-:
“(Beliau)
berlindung dari jin dan ‘ain manusia, sehingga turun surat al-Mu’awwidzatani.
Ketika surat tersebut sudah diturunkan, maka Rasulullah memakai keduanya dan
meningalkan yang lain”. (HR. Tirmizi Nasai dan Ibnu Majah-Hadis Shahih).
c- Apabila kamu
disihir maka pakailah ruqyah syar’iyah (ruqyah yang dibolehkan) atau obat-obat
yang dibolehkan yang merupakan penyebab kesembuhan, sementara yang menyembuhkan
adalah Allah jalla wa ‘ala.
Tata cara menangkal dan menanggulangi sihir[6]
Allah telah mensyariatkan kepada segenap
hambanya agar mereka menjauhkan diri dari kejahatan sihir sebelum terjadi. Dan
Allah menjelaskan pula tentang bagaimana
cara pengobatannya bila ia terjadi. Ini merupakan rahmat dan kasih saying
Allah-, kebaikan dan kesempurnaan nikmatnya kepada hambanya. Berikut ini
beberapa penjelasan tentang usaha menjaga diri dari bahaya sihir sebelum
terjadi, yaitu:
1. Membaca ayat
kursi setiap selesai shalat lima waktu sesudah membaca wirid yang disyariatkan
setelah salam atau dibaca ketika akan tidur. Rasulullah –bersabda dalam hadis
shahih:
“barang
siapa yang membaca ayat kursi pada malam hari, Allah senantiasa menjaganya dan
setan tidak akan mendekatinya sampai subuh.”
2. Membaca surat
al-Ikhlas, surat al-Falak, dan an-Nas pada setiap selesai shalat lima waktu dan
membaca ketiga surat tersebut sebanyak tiga kali pada pagi hari sesudah subuh
dan diawal malam sesudah shalat magrib,dan sebelum tidur.
3. Membaca dua ayat
terakhir surat al-Baqarah ayat 285-286, pada permulaan malam, sebagaimana sabda
Rasulullah-:
“barang
siapa yang membaca dua ayat terakhir dari surat al-Baqarah pada malam hari,
maka cukuplah baginya (sebagai pencegah bagi kejahatan).
4. Banyak membaca:
أعوذ
بكلمات الله التامات من شر ما خلق
“aku
berlindung dengan kalimat Allah yang sempurna dari kejahatan apa yang dia
ciptakan”.
5. Membaca doa
dibawah ini masing-masing sebanyak tiga kali pada pagi hari dan menjelang malam:
بسم الله
الذي لا يضر مع اسمه شيئ في الأرض ولا في السماء وهو السميع العليم
“Dengan nama Allah, yang tidak membahayakan bersama nama-Nya
sesuatupun yang ada di bumi dan di langit, dan Dia Maha Mendengar Lagi Maha
Mengetahui”.
Rasulullah – juga meruqyah (menjampi-jampi) sahabatnya dengan
bacaan:
اللهم رب الناس أذهب البأس واشف أنت الشافي
لا شفاء إلا شفاؤك شفاء لا يغادر سقما
"Ya Allah pemelihara manusia,
hilangkanlah penyakit dan sembuhkanlah, Engkau Maha Penyembuh melainkan
penyembuh melainkan penyembuhanmu penyembuhan yang tidak meninggalkan penyakit”.
بسم الله
أرقيك من كل شيئ يؤذيك ومن كل شر نفس أو عين حاسد، الله يشفيك، بسم الله أرقيك
Pengobatan sihir juga dengan membaca
surat al-Kafirun, al-Ikhlas, an-Nas, surat al-A’raf ayat: 117-119, Yunus ayat:
79-82, surat Thaha ayat: 65-69. Dengan cara ini mudah-mudahan Allah –
menghilangkan penyakit yang sedang diderita, dan seandainya masih diperlukan
pengobatan seperti ini beberapa kali, boleh saja dilakukan kembali dua kali atau lebih sampai benar-benar
hilang penyakitnya.
Inilah beberapa penjelasan tentang
perkara-perkara yang dapat menjaga diri dari sihir dan usaha pengobatan atau
cara penyembuhannya. Dan hanya kepada Allah-lah kita mohon
pertolongan-nya.
Adapun pengobatan dengan cara-cara
yang dilakukan oleh tukang-tukang sihir yaitu mendekatkan diri kepada jin
disertai penyembelihan hewan atau cara-cara mendekatkan diri lainnya, semua itu
tidak dibenarkan karena termasuk perbuatan setan bahkan termasuk perbuatan
syirik yang paling besar yang wajib dihindari.
Demikian pula pengobatan dengan cara
bertanya kepada dukun dan tukang ramal dan menggunakan petunjuk sesuai dengan
apa yang mereka katakan, semua itu tidak dibenarkan dalam islam, karena
dukun-dukun tersebut adalah para pendusta dan pembohong yang mengaku mengetahui
hal-hal yang ghaib dan kemudian menipu manusia.
[1]
Ibnu Manzur, Lisanul Arab: 189.
[2]
Syekh Muhammad bin Syamil bin Matha’in Syaibah, Kitab Tauhid Ibadah:279.
[3]
Abdul Malik bin Muhammad al-Qasim, Khutbah Tahuid: 247.
[4] Syekh
Muhammad bin Syamil bin Matha’in Syaibah, Kitab Tauhid Ibadah: 279.
[5] Syekh
Muhammad bin Syamil bin Matha’in Syaibah, Kitab Tauhid Ibadah: 284.
[6]
Syeikh Abdul Aziz bin Abdullah bin Baz, Hukum Sihir Dan Perdukunan:13-23.
Post a Comment